
Ketertarikan dengan Dunia Kopi
Meski lahir dan besar di kawasan produsen kopi, saya sebenarnya tidak terlalu dekat dengan kopi. Pendidikan saya pun tidak ada kaitannya dengan kopi, sebagaimana perempuan-perempuan lain di daerah ini. Namun, pada tahun 2016, ketika saya bertetangga dengan sebuah coffeeshop dunia kopi mulai menarik perhatian saya.
Sebagai tetangga, saya mulai berteman dengan para barista dan melihat langsung aktivitas mereka. Hal itu benar-benar menarik dan memikat perhatian saya — hingga saya tidak memiliki alasan untuk menolaknya.
Awal Perjalanan di Dunia Barista
Pada tahun 2017, dengan modal belajar dari teman-teman barista, saya mencoba bekerja di salah satu café di Takengen, Dataran Tinggi Gayo. Tujuan saya bukan hanya bekerja, tetapi juga memperdalam wawasan tentang dunia barista.
Meski sudah mengenal dunia barista, saya merasa kurang puas. Maka di tahun yang sama, saya mengikuti barista class di Medan, Sumatera Utara. Saat itulah saya menyadari: saya benar-benar telah jatuh cinta dengan dunia barista.

Menyelami Proses Kopi dari Awal
Kecintaan saya terhadap kopi sempat tertunda karena pekerjaan keluarga. Namun, pada tahun 2021, saya kembali ke dunia kopi, kali ini lebih fokus pada proses produksi kopi. Saya ingin memahami alur kopi secara lengkap — dari biji mentah hingga cangkir.
Mempelajari proses secara menyeluruh membuat saya lebih menghargai setiap tahapan dalam dunia kopi, dari pemilihan biji, roasting, hingga penyeduhan.
Mendirikan Brand: Hellausai Coffee
Pada tahun 2022, saya memutuskan mengikuti class roasting sekaligus memulai brand kopi sendiri: Hellausai Coffee. Brand ini menjadi proyek bisnis yang ingin saya kembangkan secara serius. Meski sudah banyak belajar, saya tetap ingin menambah pengetahuan dan belajar dari berbagai pihak. Bagi saya, dunia kopi bukan sekadar profesi, tetapi passion yang mendorong saya untuk terus berkembang.
Perjalanan saya dari seseorang yang tidak terlalu dekat dengan kopi hingga menjadi pencinta kopi dan barista adalah proses belajar yang panjang dan penuh pengalaman. Dari coffeeshop tetangga hingga mempelajari proses produksi dan merintis brand sendiri, saya belajar bahwa jatuh cinta pada sesuatu berarti berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang.
Posting Komentar untuk "Mytha : Akhirya Saya Jatuh Cinta Kepada Kopi"
Silahkan sampaikan pendapat anda menurut judul artikel