Semoga ada segelas kopi di hadapan anda ketika membaca ulasan singkat ini dengan mata terbuka bukan tertutup kalau tertutup gimana mau bacanya. Hari ini saya akan mengulang kaji salah satu proses kopi paling tua di dunia yaitu natural. Dulu proses kopi natural ini tanpa melibatkan mesin dan air dalam proses pengolahanya tapi sekarang ini sudah melibatkan mesin seperti mesin huller dalam prosesnya terutama pada saat memisahkan kulit cangkang dengan bijinya dimana zaman dulu menggunakan alat penumbuk tradisional. Kenapa bisa begitu namanya juga zaman doeloe mana ada mesin pulper. Jangankan mesin pulper mesin buat sandal sama baju saja tidak ada, semua di buat secara manual dan apa adanya.
Kembali sedikit ke jaman doeloe agar kita memahami perbedaan proses kopi natural tempo doeloe dengan sekarang ini. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa proses kopi itu sangat mempengaruhi cita rasa dan aroma. Beda cara prosesnya maka beda pula cita rasa dan aroma yang akan di hasilkan. Tapi tidak perlu khawatir karena yang di pengaruhi itu cuma cita rasa dan aroma bukan perasaanmu.
Pada zaman dulu proses natural itu benar – benar tidak melibatkan mesin dan air dimana setelah kopi di petik langsung di jemur di bawah sinar matahari hingga kering kemudian di tumbuk dengan alat tradisional untuk memisahkan kulit cangkangnya dengan bijinya sebelum di sangrai menjadi bubuk kopi.
Seorang Procecor sedang menjemur kopinya |
Seiring perubahan waktu dan perkembangan zaman proses kopi natural ini juga mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman dan ilmu pengetahuan bukan tuntutan hakim. Ingat ya ini jemur kopi bukan jemur kasus. Beberapa perubahan misalnya pada proses penjemuran dimana kopi gelondong (cherry) yang telah di petik tidak langsung di jemur melainkan dirimbang dulu ke dalam baskom atau bak berisi air kemudian biji – biji yang mengambang di ambil dan pisahkan dan di jual dengan kualitas yang berbeda. Mengambil biji – biji yang mengapung cukup pakai tangan saja tidak perlu menggunakan alat pelambung karena merendamnya cuma di baskom gak di kolam atau lautan lepas.
Setelah proses merimbang selesai di lakukan barulah kopi di jemur di bawah terik matahari hingga kering tidak pakai kerontang sampai mencapai kadar air 12% – 13%. Cherry atau kopi gelondong yang telah kering kemudian di huller untuk memisahkan kulit cangkang dengan bijinya, disinilah salah satu perbedaan proses natural zaman dulu dengan sekarang karena ada keterlibatan mesin dalam proses pemisahan cangkang dan biji dimana zaman dulu menggunakan alat tradisional seperti lesung dari kayu maupun batu.
Di Dataran Tinggi Gayo sendiri istilah kopi natural itu sebutanya “Jemur bullet”. Kalau anda pergi ke kampung – kampung di Gayo ketika anda menanyakan atau menyebutkan kopi natural mungkin tidak semua orang akan paham termasuk petani kopinya sendiri tapi kalau anda sebut jemur bulet maka saya pastikan semua orang akan mengerti mulai dari yang muda hingga yang tua kecuali adik bayi yang baru lahir
Biji Kopi Natural |
Posting Komentar untuk "Jemur Bulet itu Sebutan Kopi Natural"
Silahkan sampaikan pendapat anda menurut judul artikel