Tumpukan Sampah Kulit Kopi |
Tumpukan kulit kopi yang jumlahnya ratusan ton dengan sangat gampang di jumpai pada saat musim panen terutama di tempat - tempat pengolahan kopi gelondong (cherry). Kulit kopi gelondong merupakan salah satu bahan kompos yang telah di akui banyak petani dapat meningkatkan kesuburan tanah dan menyehatkan tanaman terutama tanaman kopi itu sendiri maupun tanaman lainya apalagi di berikan setelah musim panen maka proses pemulihan batang kopi lebih cepat dimana daun - daun dan cabangnya kembali pulih dan hijau kehitaman seperti berminyak.
Bagi petani yang melakukan proses pulping di kebun sendiri merupakan satu keuntungan karena kulit cherrynya tidak perlu di angkut lagi tinggal di serak atau di sebar di bawah pohon kopi. Biasanya para petani langsung menyeraknya di bawah pohon kopi atau dengan membuat lubang. Kompos kulit kopi ini langsung di aplikasikan di kebun - kebun kopi tanpa di olah terlebih dahulu kecuali untuk tanaman musiman atau palawija maka harus di lakukan pengomposan terlebih dahulu guna mengurangi panas atau kandungan gas yang ada dalam tumpukan kulit gelondong kopi.
Sebagian petani membiarkan tumpukan kulit kopi ini menjadi busuk terlebih dahulu sebelum di aplikasikan ke berbagai tanaman guna menghindari resiko kematian pada tanaman terutama tanaman semusim seperti palawija dan lain - lain. Meski cara ini di anggap para petani lebih baik namun ada resiko yang harus di tanggung dimana kulit kopi yang telah menjadi kompos harus di jemur kembali agar proses pengangkutanya lebih ringan dan gampang.
Para petani yang menjual kopinya dalam bentuk kopi gelondong juga masih bisa mendapatkan kompos dari kulit kopi ini secara gratis alias tinggal angkut dari tempat pengolahan kopi gelondong milik toke kopi atau prosesor. Biasanya para petani akan mengangkut sampah - sampah kulit gelondong ini setelah musim panen usai namun ada juga yang membiarkan begitu saja tanpa di manfaatkan sama sekali dengan berbagai alasan misalnya sulitnya proses pengangkutan dan medan yang di lalui ke lokasi kebun dimana sebagian hanya bisa di lalui dengan berjalan kaki.
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Bona Hasian Simbolon dan Setyono Yudo Tyasmoro yang di publikasikan pada
Posting Komentar untuk "Kompos Limbah Kopi Untuk Pupuk Kopi dan Tanaman lainya"
Silahkan sampaikan pendapat anda menurut judul artikel