Kopi luwak merupakan salah satu kopi termahal di dunia. Harganya bisa mencapai ratusan ribu pergramnya. Kopi luwak di peroleh dari hasil kotoran luwak yang memakan biji kopi dimana bentuk biji kopi masih utuh karena pencernaan luwak tidak mampu mencernanya hingga hancur. Sebagai salah satu petani, tentu tidak asing bagi saya dengan yang namanya hewan luwak alias musang. Musang atau luwak termasuk hewan nokturnal yaitu hewan yang mencari makan pada malam hari dan beristirahat pada siang hari.
Musang alias luwak ini akan berkeliaran di area - area kebun petani kopi pada malam hari apalagi kebun yang berbatasan dengan hutan sangat rentan di datangi oleh luwak, uniknya meski memakan biji kopi di malam hari seekor luwak lihai memilih biji kopi yang benar - benar matang dan tidak busuk untuk di makan sehingga dalam satu pohon tidak semua biji kopi yang telah merah akan di makan oleh luwak. Bagi sebagian petani ini adalah persoalan sehingga menganggapnya sebagai hama meski di sisi lain membawa keberuntungan karena harganya. Kebiasaan berpindah - pindah dari satu pohon ke pohon lainya bisa menyebabkan cabang - cabang pohon kopi jadi patah apalagi kopi yang masih berumur muda sangat gampang patah jika di datangi luwak.
Cabang Pohon Kopi Patah Akibat Luwak |
Lalu bagaimana cara mencari kotoran luwak? Hal pertama yang harus di lakukan tentu harus pergi ke kebun kopi bukan ke pasar atau mall kecuali ingin membeli kopi yang sudah siap saji. Kemudian kita akan melihat kopi area mana saja yang di makan oleh luwak tandanya gampang dengan melihat tiap pohon yang di makan luwak pasti kulit kopinya berserakan seperti dalam photo berikut ini.
Kulit Cherry kopi bekas di makan luwak |
Jika kita telah menemukan kulit biji kopi merah berserakan di bawah pohon kopi maka lihat area kebun, cari pohon pisang atau tunggul pohon kayu yang telah busuk, di gayo kami menyebutnya dengan istilah "tungul untuk bekas pohon yang di tebang yang akarnya masih nacap di tanah dan atang untuk pohon yang di tebang dan telah membusuk tapi belum hancur" karena kedua tempat ini adalah tempat favorit bagi luwak membuang kotoranya. Dan biasanya luwak sering membuang kotoranya di tempat yang sama secara berulang - ulang. Dalam hal ini tidak perlu membayangkan luwak membuang kotoranya menggunakan GPS karena sudah begitu kebiasaan bawaanya.
Kotoran Luwak |
Luwak juga sering membuang kotoranya di area semak belukar yang ada pohon agak besar biasanya luwak akan menggangap pohon itu sebagai toiletnya sehingga tidak jarang petani akan memungut kotoran luwak dari kopi di bawah pohon besar. Kebiasaan luwak ini memang unik mulai dari cara dia memakan biji kopi harus benar - benar matang dan tidak busuk juga kebiasaanya membuang kotoranya di tempat - tempat tertentu meski di tempat lainya juga sering di temukan. Salah satu tantangan memungut dan mengumpulkan kotoran luwak anda harus rela masuk semak keluar semak, terkadang dalam tumpukan kotoran luwak di temukan ulat bulu yang berwarna merah besar yang bisa membuat tangan perih dan gatal tapi bukan kegatalan.
Berapa banyak kotoran luwak yang bisa kita temukan dalam satu area kebun. Di pastikan tidak banyak misalnya untuk ukuran kebun satu atau dua hektar katakanlah kebun kopinya dekat dengan hutan yang sudah menjadi kebun idola bagi luwak untuk berpesta ria paling banyak 20 kg green bean jika pun ada yang lebih dari situ di pastikan tidak akan mencapai ratusan kilo. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab kopi luwak itu mahal.
Kopi luwak yang telah terkumpul biasanya di jual petani ke pengepul ada juga yang mengolahnya secara mandiri hingga menjadi green bean. Proses penjemuranya ada yang mencucinya terlebih dahulu dan ada juga langsung menjemurnya tanpa dicuci. Hal ini terjadi bergantung pada keinginan si pemesan. Biji gabah kopi dari kotoran luwak yang telah kering kemudian di tumbuk secara manual dengan menggunakan alat penumbuk dari kayu atau lesung untuk memisahkan kulit gabah dan biji green beanya bahkan ada yang hanya meremas - remasnya dengan tangan karena benar - benar telah kering sehingga kulit gabahnya gampang terkupas
Posting Komentar untuk "Berburu Kopi Luwak Sembari Melihat Kebiasaanya"
Silahkan sampaikan pendapat anda menurut judul artikel